Pers Ikut Aktif Perangi Penyebaran Hoaks

Padang, https://kab-solokselatan.kpu.go.id/ - Anggota KPU RI, Idham Holik menekankan pentingnya media sebagai pilar keempat demokrasi dalam reformasi dan konsolidasi demokrasi, dimana media sebagai voice of the people atau suara rakyat. Ini disampaikan saat menjadi narasumber pada Seminar Nasional yang digelar Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) Sumatera Barat bertempat di Convention Hall Bukit Lampu Padang, Minggu (5/6). 

Seminar Nasional dengan tema Peran Media Menyukseskan Pemilu 2024 Berkualitas dan Berintegritas dibuka oleh Asisten Administrasi Umum Sekdaprov Sumbar, Andri Yulika. Hadir sebagai narasumber Harry Efendi Iskandar, akademisi Universitas Andalas dan Ketua Umum PP JMSI, Teguh Santosa. Dan Pesertanya adalah Ketua KPU Sumbar, Yanuk Sri Mulyani dan anggota KPU Sumbar lainnya, Komisioner yang membidangi Divisi Teknis Penyelenggaraan Pemilu bersama Kasubbag Parhubtekmas di 19 kabupaten/kota se-Sumatera Barat serta perwakilan dari mahasiswa.

Dalam kehidupan demokrasi, media massa adalah ruang strategis dalam melakukan pendidikan pemilih secara lebih luas. Selain itu, media massa memiliki peran untuk menepis berbagai informasi negatif yang tersebar secara masif di media sosial. Agar post truth tidak terus berkembang di ruang publik, maka salah satu strategi KPU RI dalam menyelenggarakan Pemilu 2024, ajukan masa kampanye dipersingkat dan segera diumumkan pada 27 Juni 2022 mendatang. Hal ini dilakukan agar selama masa kampanye, hoaks tidak terus diproduksi dan disebarkan,” ungkap Idham. 

Selain itu, Idham juga mengapresiasi praktisi media yang ikut aktif memerangi penyebaran hoaks dan salah satu langkah yang dilakukan praktisi media, melakukan gerakan fact finding atau fact checking. Hal senada juga dikatakan oleh Bapak Harry Efendi Iskandar, media berperan besar dalam kesuksesan pembangunan iklim demokrasi yang semakin lebih baik. “Kita tentu tak menginginkan era post truth ini terus berlanjut. KPU di momentum Pemilu 2024 ini, harus lebih kreatif dan lebih berani mengupayakan dalam mengatasi tantangan-tantangan informasi terhadap tahapan pemilu agar informasi kepemiluan tersampaikan dengan baik dan maksimal,” harap Harry. 

Sementara disisi lain, Teguh Santosa menyerukan media massa telah dijadikan alat perang paling canggih karena menyerang sistem kepercayaan manusia atau mampu membentuk opini tanpa harus mencederai. Terkait hal tersebut, Teguh menghimbau praktisi media untuk tak sekadar mengejar click bite.

“JMSI sebagai salah satu konstituen Dewan Pers berkomitmen untuk mewujudkan ekosistem pers yang sehat. Ini membutuhkan kerjasama seluruh stakeholder untuk mewujudkannya,” terangnya.

Aneka perbaikan yang dilakukan masyarakat pers ini, demi menjaga marwah pers agar tak terseret dalam pusaran post truth. “Kabar bohong yang terus diproduksi secara terus menerus, akan membuat publik jadi percaya. Masyarakat pers tentu tak menginginkan hal ini, karena juga bisa berpotensi membunuh bangsa sendiri,” tegasnya. 

Menurut Teguh, masyarakat pers juga harus terus melakukan literasi pada publik, tentang mana yang substansi informasi (bersumber dari industri media massa) dan mana kabar yang tersiar melalui platform digital (sosial media).

Bagikan:

facebook twitter whatapps

Dilihat 1,068 Kali.