
UNTUK SOSIALISASI, MEDSOS PALING DIGEMARI OLEH GENERASI MUDA
Generasi Y dan Z merupakan segmen pemilih yang memiliki persentase yang cukup besar dalam daftar pemilih, mereka merupakan pemilih yang cukup memberikan kontribusi terbesar dalam menentukan pemimpin-pemimpin yang akan menjadi pelayan masyarakat. Tidak hanya itu, pemilih muda diharapkan dapat berkontribusi dalam kesuksesan pemilu dan pemilihan melalui kualitas pemberian hak demokrasi dan peningkatan partisipasi pemilih. Demikian sekilas tentang paparan Eka Vidya Putra, Kepala Departemen Sosiologi Politik Universitas Negeri Padang pada acara Seminar Hasil Project Based Learning, Literasi Pemilih Milenial Pemilu 2024, Rabu (29/6)
Acara yang digagas oleh mahasiswa Sosiologi Politik Universitas Negeri Padang ini menghadirkan anggota KPU Kabupaten Divisi Sosialisasi Pendidikan Pemilih Partisipasi Masyarakat dan SDM se-Sumatera Barat, anggota Bawaslu Kabupaten/Kota se-Sumatera Barat dan Mahasiswa. Hadir sebagai narasumber Vifner, anggota Bawaslu Provinsi Sumatera Barat dan Yuzalmon, anggota KPU Provinsi Sumatera Barat.
Pada segmen pembuka, salah seorang mahasiswa mempresentasikan hasil penelitian yang dilakukan di beberapa tempat terkait dengan Literasi Pemilih Milenial untuk Pemilu 2024, salah satu point pada penelitian tersebut adalah metode sosialisasi yang paling tepat dilakukan pada generasi muda adalah sosialisasi melalui media sosial, platform yang paling diminati adalah tiktok.
Pada kesempatan itu, Vifner selaku narasumber memberi tanggapan terhadap hasil survei tersebut, bahwa pada dasarnya penelitian yang dilakukan hasilnya ilmiah, maka membantahnya juga harus dilakukan secara ilmiah. Menanggapi bahwa tiktok adalah media yang paling diminati oleh generasi muda, “secara umum generasi muda saat ini menggemari video-video pendek untuk mendapatkan informasi, itu ada di tiktok dan instagram. Saya juga penggemar tiktok walaupun usia tidak muda lagi, untuk mencari info-info terkini teruma persoalan politik. Jadi untuk kawan-kawan yang belum ada akun tiktok silahkan di dowload,” jelasnya.
Kemudian, Yuzalmon menyampaikan bahwa masyarakat secara umum baru mengetahui pemilu pada tatanan kulit (umum) belum menyentuh pada tatanan yang mendasar (isi). Oleh karena itu, KPU dan Bawaslu harus bekerja keras memberikan pendidikan politik kepada msyarakat secara mendalam, agar masyarakat pemilih tau apa itu pemilu, apa tuajuan dan manfaatnya, siapa peserta pemilu dan siapa penyelenggara pemilu. “ hari ini kita masih banyak mendengar jawaban yang salah dari pemilih, seperti pada survei yang di paparkan tadi, persentase masyarakat mengetahui siapa peserta pemilu dan penyelenggara pemilu sangat rendah,” katanya.
Dikesempatan terakhir salah seorang dosen UNP memaparkan hasil penelitiannya bahwa saat ini mesti melakukan sosialisasi dan pendidikan pemilih dengan cara kekinian. Penyelenggara harus kreatif melaksanakan kegiatan sosialisasi dalam bentuk yang berbeda dari kegiatan-kegiatan sebelumnya. “kalau biasanya kita datang ke sekolah memberikan pendidikan pemilih ke siswa, dan hanya sebagian kecil siswa yang bisa kita undang, alangkah baiknya ke depan gurunya yang kita undang. Sehingga diharapkan gurunya menyampaikan ke pada siswa,” tuturnya.